Petualangan Bersepeda Gunung Biru

Hari minggu yang biasanya saya harus masuk kerja karena saya mengambil libur hari sabtu. Namun kali ini saya menyempatkan untuk bersama dengan anak - anak. Saya ambil libur saja.
Sehingga terjadilah beberapa petualangan hari minggu yang mengasikan.
Petualangan kami menggunakan sepeda dengan target yang bermacam - macam dan perjalanan petualangan kami selalu dimulai setelah solat subuh.

Simak juga kisah lainnya Ke caringin Tilu Bandung


Petualangan Bersepeda Pertama Target Gunung Biru

Seperti diawal tadi, perjalanan petualangan memiliki target yang bermacam - macam dan ini adalah perjalanan petualangan pertama kami yang beranggotakan tiga orang yaitu saya, anak saya (iki) dan ipar (doni).
Target petualangan ini adalah gunung berwarna biru.


Dua anggota tim sebelum tidur sudah memasang alarm supaya tidak kesiangan. Mereka stel lebih awal dari waktu subuh tiba. Kemudia dua tim inipun tidur.

Hingga akhirnya bunyi alrm pun berdering tanda sudah mencapai batas waktu harus bangun, solat subuh dan berlanjut petualangan menuju gunung.

Namun apalah daya dua anggota tim petualangan ini meskipun alrm sudah berbunyi bahkan adzan subuhpun sudah berkumandang belum saja bangun. Hingga akhirnya dibangunkan juga. hadeeeuuhhhh....

Akhirnya setelah melaksanakan sholat subuh tas pun di isi minunan dan siap berangkat.
Rute yang kami lalui adalah sebagai berikut :


Katerangan :

1. Warna merah itu adalah rute perjalanan
2. Lingkaran merah adalah tempat pengamatan gunung yang di tuju. Anak saya iginnya kegunungnya namun sepertinya sangat tidak mungkin karena jaraknya jauh tidak mungkin ditempuh dengan sepeda. Jadi dalam persiapan awal sebelum berangkat tujuan gunungpun berubah menjadi melihat gunung saja. :D Demi kemanan dan keselamatan .
3. Warna kuning jalan pintas kembali ke bescam.


Saat perjalanan dimulai alam masih terlihat cukup gelap, kamipun mengayuh perlahan dan beriringan dipinggir jalan raya supaya perjalanan berjalan dengan aman.
Doni didepan, iki di tengah dan saya di belakang.


Rintangan pertama yaitu jalan belum begitu terang, kami lalui dengan begitu mudah. Semangat menyaguh kami sangatlah tinggi.

Hingga sampailah pada tanjakan. Tanjakan dengan jalan ful tanah yang tidak begitu rata menjadikan perjalanan cukup menarik. Memang tidak begitu nanjak tapi cukup untuk pemanasan, pemananasan lutut dan pemanasan pengecekan gigi speda.

Tanjakan habis, dan pohonpun makin rindang sehingga perjalananpun menjadi gelap lagi dan terasa sepi. Pohon karet cukup lebat dan beberapa pohon dipinggir jalan menjadikan jalan jadi cukup gelap kembali dan menjadikan Doni menghentikan kayuhannya.

"A (panggilan saya dari doni) gelap, he..he...." Ucapnya pada saya.
"Kenapa?" Tanya saya.
"hehehe..he.." Dia tersenyum saja dengan mengisyaratkan takut gelap dan rimbun.
"ah...lanjut saja pelan - pelan dan jangan jauh - jauh." Saya mencoba mensuportnya dan mendekatinya.

Perjalanpun berlanjut perlahan dan berdekatan hingga daerah yang rimbunpun hilang dan berganti jalan becek. Hadeeuuuhhhhh.

Sebelum sampai area becek Iki anak saya dan Doni mengayuh cukup kencang karena merasa telah keluar dari tempat yang rimbun. Namun dihadapan ada tempat becek sehingga kami semua terkejut. Doni berhasil menuju jalan setapak yang agak kering kira - kira selebar satu ban motor. Karena saya dibelakang saya bisa mengikuti alur Doni. Namun iki ternyata salah jalan.

Jalan yang dituju iki becek, bahkan berkubang air. Sehingga mengerem mendadak untuk menghindari becekan dan terjadilah rem mendadak kemudian terhenti dan sepedahnya mengguling. hehehehhe

Alhamdulillah tidak terjadi apa - apa, semua dalam kendali hanya saja sepeda harus di dorong dan Iki haru menginjak jalan becek.
Saya dekati anak saya dan sepedanya saya dorong menuju tempat yang tidak becek.

Setelah berada diarea kering dan sedikit pengecekan perjalanpun dilanjutkan.

Berdasarkan pengalaman, menuju jalan tersebut ada jembatan. Maka dari itu saya instruksikan dari belakang untuk memperlambat sepeda dan turun dari sepeda saat melintasi jembatan.

Doni dan Iki pun mengikuti. Jembatan yang dilalui bukanlah jembatan yang bagus dan lebar, tapi jembatan dari kayu yang sempit sekitar 80 cm lebarnya dan sebagian kayu sudah bolong - bolong. Kemungkinan terperosok sangat besar.

Jadi kami putuskan saja mendorong sepeda dengan perlahan dan hati - hati jika menginjak jalan yang bolong.

Sayang saya tidak sempat mengambil gambarnya karena khusu memperhatikan tim dan bersepeda.

Jembatanpun dilalui dan jalanpun bukalah makin bagus, makin banyak yang becek dan jalan makin tidak rata.

Bahkan kami menemui jalan yang sudah terkikis oleh air sungai sehingga hanya ada satu jalur saja untuk melanjutkan perjalanan kami. Kira - kira jalannya hanya selebar ban yang bisa dilalui dan pinggirnya adalah air mengalir dan dipinggir satunya lagi adalah lumpur.
Pilihannya mengayuh dengan stabil dan selamat, kecebur air atau kecebur lumpur jika terjatuh.
Alhamdulillah kami bisa melewati jalan setapak ini dengan aman dan selamat.

Perjalanapun berlanjut hingga kami dihadapkan dengan sebuah tanjakan terjal, meski tidak panjang namun benar - benar nanjak.
Tidak hanya itu jika tanjakan nanjak saja dan jalannya bagus masih mending. Ini sudah nanjak banget jalannya batuan tanah kerikil dan banyak lubang. Pokonya sangat sempurna untuk menjadi sebuah tantangan.

Sebelum menaiki tanjakan kami istirahat dulu sambil menyusun strategi. Saat beristirahat itulah ternyata di pingir kiri kanan kami ada sebuah danau. Mungkin danau bekas tambang. Bisa diamati pada peta diatas ada dua danau besar. Nah itulah danau yang kami sedang lihat. Dan ternyata saat inilah kami baru ingat untuk foto - foto.
Kamipun mengambil beberapa foto di pinggir danau.

Belum Mandi Kostum Seadanya Bersepeda Ya begini ( 3 Tim Petualangan)

Nah ini gaya 2 Anggota Tim Petualangan


Silahkan simak juga Morotai, Pulau Terluar Dengan Sejuta Pesona

Setelah beristrihat dan dan befoto - foto serta menyusun strategi, akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Namun dalam benak saya, saya bukan berpikir bagaimana menaikinya karena saya yakin tanjakan tersebut akan bisa dinaiki meskipun sepeda harus didorong, yang saya hawatirkan adalah ketika menuruninya dan 2 anggota tim merasa tertantang untuk menuruninya dengan mengendari sepeda.
Saya hawatir jika nyungseb, karena tanahnya berbatu dan keras bisa terjadi luka - luka jika sampai nyungseb.

Dan tanjakanpun di hadapi, Doni yang awalnya mengayuh sepedanya tidak sampai menuntaskan tanjakannya dan terpaksa mendorongnya.
Iki yang melihat doni mendorong ikut juga mendorong sepedanya. Begitupun saya supaya sama sayapun mendorongnya. :D:D:D ( alasan lemes ngayuh)

Tampak di wajah iki meskipun sepedanya didorong sepertinya kewalahan banget, berat banget mendorong sepedanya dan akhirnya di rebahkan saja sepedanya ke samping daripada gelundung dengan sepeda kebelakang. Inisiatip yang bagus

Dengan segera saya kembali dan menolong, saya ambil sepedanya dan iki mengikuti, Akhirnya sampai ke tempat yang agak landai. Tidak nanjak banget. Setelah itu foto lagi :D

Istiharat di ujung tanjakan

Unjung Tanjakan tapi belakang masih cukup nanjak

Setelah puas ambil foto, perjalanpun dilanjutkan dan sambil mencari - cari tempat yang bagus untuk berfoto.
Terkadang kami naik kesebuah bukit kecil dan melihat - lihat sekeliling.
Iki Akan Menaiki Sebuah Bukit

Menaiki Bukit

Iki Menaiki bukit

Doni Menaiki Bukit

Sampai di Bukit

Selain itu dari atas bukit bisa terlihat keberbagai arah. Tak lupa kami ambil beberapa foto.

Hahaha... Maksud groupi dengan cara menggunakan ranting eh rantingnya malah ngalangin kamera

Matahari Pagi dari Atas Bukit ( Iki yang moto)


Mengamati dari Atas Bukit

Mengamati dari atas bukit

Setelah beberapa lama dan setelah minum akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Manuju pengamatan gunung.
Tidak terlalu jauh dari tempat kami menaiki bukit.
Kami hanya mengayuh beberapa lama saja dan kamipun sampai.

Di Tempat tujuan tenyata bisa melihat beberapa danau bekas tambang, bisa mengamati gunung yang jauh disebelah utara.
Kami cukup puas dengan perjalanan ini. Meski demikian anak saja iki sebetulnya masih mengajak melanjutkan menuju gunung tapi kami tolak. Terlalu jauh dan tidak mungkin.

Inilah beberapa foto yang kami ambil.

Sepeda Dengan Latar Gunung

Gunungnya masih Jauh Banget

Ada danau Lagi dari sini
Setelah kami puas akhirnya kami putuskan untuk kembali. Dalam meeting untuk kembali pulang, saya sedikit mengatakan kepada tim bahwa perjalan kembali itu tidaklah lebih mudah daripada perjalanan awal kita. Justru bisa jadi penjalanan kembalilah yang lebih berat.

Pejalanan pulangpun dimulai.

Karena dari awal saya sudah menghawatirkan tanjakan terjal dan sekarang akan menjadi turunan terjal, maka dalam meeting pulangpun saya katakan kepada tim bahwa sepeda tidak boleh dinaiki ketika menuruni turunan terjal yang dilewati tadi.

Setelah beberapa saat mengayuh, akhirnya turunanpun didepan mata dan saya langsung beteriak dari belakang untuk turun dari sepeda saat menuruni turunan terjal.

Sukur alhamdulillah anggota tim mengikuti instruksi saya. Dan ketika turunan tinggal sedikit mereka menaiki sepeda dan melaju.
Sayapun biarkan saja karena nampaknya sudah aman dan bisa mengendalikan sepedanya.

Perjalananpun berlanjut dan sampailah pada jalan yang hanya sebesar ban tadi yang pinggirnya sungai dan lumpur. Iki ternyata terlalu kencang mengayuh meskipun sudah di rem dan mengurangi kecepatannya nampaknya sepeda tetap tidak terkendali.
Sepeda dalam keadaan tidak laju, inisiative datang lagi pada anak saya. Daripada nyebur kealiran air atau lumpur, ternyata Iki mengambil cara meluruskan kendali saja dan masuk semak dekat dengan aliran air. he..hee....
Tidak laju sih hanya terguling saja dan tidak terjadi apa - apa.
Tindakan yang menurut saya tepat.
Segera saja setelah terjatuh saya tolong dengan mendirikan Iki dan sepedanya.

Perjalanpun berlanjut jembatan dilalui dengan cara mendorong sepeda sesuai instruksi. Hingga akhirnya kami mengambil jalan warna kuning pada peta diatas supaya kami lebih cepat sampai.

Dan alhamdulillah kami sampai dengan aman dan selamat.

Namun ada kalimat terakhirnya begini.

"Nanti sungai yang airnya jernih ituya." Itulah awal perjalanan petualangan kami ke dua. :D:D:D

Simak juga ya Tragedi Mancing Haruan

43 komentar untuk "Petualangan Bersepeda Gunung Biru"

  1. memang bagus rute petualangannya mas sekali-kali kita kesana ya sama teman-teman blogger

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah bisa nih sesekali tapi harus di cek dulu rutenya supaya tidak aalah jalan

      Hapus
  2. Kasihan yang kecil, terlalu jauh sebenarnya itu routenya. Harus bawa ban atau roda cadangan jika membaca kondisi areanya. Takut bocor, gaswatlah.
    Untung selamat sampai tujuan dan pulang kembalinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya tidak terlalu jauh mas, mungkin karna anak saya biasa.
      ide bagus bawa ban serep tapi cukup susah juga cara bawanya. harus bawa tim lain yang menggunakan speda motor emanya harus ikut bawa perlengkapan seperti p3k cadangan2 dan mungkin peting juga konsumsi.. jadi di akhir perjalanan botram

      Hapus
  3. Itu peta kok bisa berwarna merah bergaris mang apa di poles pak sidik ya..?

    BalasHapus
  4. Oke sepertinya jalan jalanya menyenangkan ya, berangkatnya habis solat subuh wah semangat banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas biar g terlalu panas pulangnya. jadi masih pagi aja pulangnya

      Hapus
  5. Naik sepeda nya nggak pake pengaman mas? padaha rutenya berat loh takut dedera dijalan malah repot tapi asyik sih bisa goes bareng anak anak sekalian melatih keuletan

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia itu mas ga pake pengaman sama sekali. makanya sangat hati - hati jika ada jalan yang kurang baik

      Hapus
  6. wah enak bisa jalan2 sambil bersepeda mang, itu muter dulu ya rutenya mang hehehe

    BalasHapus
  7. seru banget nih petualangannya mas,apalagi kalau ibuke ikutan pasti bakalan rame

    #ramemengeluh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha. rame banget pasti mas. ga ngeluh mas paling ngajak mancing

      Hapus
    2. kalo ada ceweh di dasar danau hihhhhhh. kaya apa tuh

      Hapus
  8. salam buat sang jagoan (iki) ya mas

    BalasHapus
  9. saya lihat trackingnya kayaknya enak betul kalau jalan sama keluarga sambil santai menikmati pemandangannya. kapan saya di ajak admin ke sini ya?

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. suka dengan tulisan ini
    "Dan tanjakanpun di hadapi, Doni yang awalnya mengayuh sepedanya tidak sampai menuntaskan tanjakannya dan terpaksa mendorongnya."

    akhirnya donipun kelelahan... heeee

    BalasHapus
  12. Kuat yah anak-anak mangs abdul melewati jalur sejauh itu, kalau saya mah udah ngos-mgosan kali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kolo rame engga mas. g kersa. g terlalu jauh ko mas itu

      Hapus
  13. kayanya petualangan naek sepeda bareng anak-anak seruh menyeruh ya....maklum nggakbaca tebang liat foto-fotonya doang

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia masng seru banget pokonya. makanya pulang atu mang dari proyekannya

      Hapus
  14. Seru banget ya Mas...
    Di Jakarta mana bisa begini... hehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sesekali mas kederah - daerah terpencil. bawa sepedanya dan go gunung.

      Hapus
  15. masih aSYIK BERSEPEDA YA MANG AYO semngat posting lagi itu mas eka sudah bersemngat lagi

    BalasHapus
  16. enjoy sekali...mengingatkan pengin rasanya bersepeda

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayu makanya mas. go speda ke gunung ka leuweung

      Hapus