Kisah Sosial Yang Miris

Beberapa waktu kebelakang sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu disebuah kampung nun jauh dari ibukota ada sebuah kecelakaan.  Sebuah tabrakan sepeda motor dan sepeda motor.
Satu sepeda motor dikendarai oleh tukang ojek dan satu lagi oleh karyawan sebuah perusahaan sewasta dikampung tersebut.

Pada sore yang cuacanya cukup mendung bahkan telah terjadi gerimis sebelumnya sehingga jalan agak sedikit basah.
Terjadilah suatu persinggungan sepeda motor yang dikendarai seorang karyawan swasta yang melaju cukup kencang mungkin kecepatan 50 km/jam-60km/jam dengan tukang ojek yang sepertinya keluar tiba -  tiba dari sebiah pertigaan.

Terjadilah suatu pertemuan antara dua sepeda motor yang tidak dinginkan.  Motor tukang ojek nampaknya tidak begitu rusak hanya spakbord depan saja yang pecah dan tukang ojek nya terjatuh sehingga mungkin ada yang terbentur dan tertindih yang bisa menyebabkan pegel -  pegel.  Namun agak sedikit berbeda dengan karyawan tadi.  Motornya bisa dikatakan banyak  kerusaknnya karena mungkin berusaha mengindar dan terpelanting,  bahkan luka dan pegelnyapun terlihat lebih banyak.

Yang menjadikan kejadian ini miris adalah, pertama tidak mau pak polisi diajak ikut campur.  Tidak ada yang mau melapor yang mungkin akhirnya akan menjadi penengah.
Kedua dari pihak tukang ojek menurut saya "terlalu banget" dalam hal meminta ganti rugi.
Ketika meminta ganti rugi sang karyawan ini benar - bemar terpojok dalam ketersalahan, nampaknya sulit sekali membela diri.

Dengan perbandingan kerusakan dan kerugian tadi maka tukang ojek ini diminta ganti rugi full kepada karyawan yang sama - sama mengalami persinggungan tadi. Bahkan tidak atas kerusakan sepeda motornya saja. Ganti ruginya adalah kerusakan sepeda motor yang harganya terserah dia dan kerugian karena dia tidak bisa ngojek beberapa hari sampai katanya pulih serta ongkos urut.

Yang menjadi miris banget itu kenapa jika memang polisi tidak boleh ada dan diselesaikan secara kekeluargaan kenapa tidak saling membantu tidak saling meringankan.  Toh dari kerugianpun karyawan yang mengendarai sepeda motor pun lebih rugi.  Adapun jika dinilai salah atau tidak seharusnya pak polisi saja yang didatangkan.

Nah itulah sebuah kisah yang miris banget yang tidak menunjukan kepedulian tapi menunjukan ke egoisan.

Mudahan saja tidak ada yang seperti itu lagi.

#KisangOrangKampung

30 komentar untuk "Kisah Sosial Yang Miris"

  1. itulah yang miris mas, kan kecelakaan tidak ada yang menghendakinya. kadang dalam pergantian kerusakan banyak yang tidak seimbang, sikorban kadang memanfaatkan kesempatan tersebut, padahal mah tidak parah betul dan motor juga kadang tidak juga rusak parah seperti yang di bilang. kadang ada rusak bawaam juga yang harus diganti sama si bersalah... rasa kemanusiaan sekarang sudah mati, karena hati mereka mati dan akhirnya tidak perduli pada orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia mirisnya mba. mudahan sekarang perikemanusiaan hidup lagi :D

      Hapus
    2. selamat anda mendapatkan bola dapat diambil d pom bensin setempat

      Hapus
    3. kesadaran sosialnya berkurang ya mang hihihii. saya dapat Pertamax juga ah

      Hapus
    4. ia mas berkurang kayanya. komentar di komentar pertmax

      Hapus
  2. Padahal semestinya keduanya merasa ini musibah yang tidak dikehedaki apalagi jika bukan karena kelalaian jadi tidak saling memeras tapi serba susah juga kalau memang itu motor buat cari duit terus rusak dan orangnya jadi nggk bisa ngojek.Butuh keikhlasan keduanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas saling meringkan aja harusnya. karena jika sudah terjadi kecelakaan dua - duanya juga rugi.

      Hapus
  3. mudah-mudahan bukan mang abdul sendiri yang mengalami hal ini , kalau begini kita cuma bisa urut dada

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan saya mas. cuman ingta cerita saja :D

      Hapus
    2. Alhamdulillah bukan anda , kalau anda bilang-bilang nanti tak cari itu tukang ojek

      Hapus
    3. palinh sudah g ngat juga pak. udah lama soalnya.

      Hapus
  4. Menurut saya pribadi ketika terjadi kecelakaan seharusnya kedua belah pihak harus sadar bahwa itu adalah musibah yg tidak dikehendaki bersama. jangan sampai karena musibah ada satu orang yg menjadi keberatan dan dirugikan sepihak. apalagi sampai ada yg egois dan ingin menang sendiri. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal tsb ya Mang... Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas pengennya itu ya sikapnya itu. seperti itu saling menyadari bukan memanfaatkan. kasian orang yg terdzolimi

      Hapus
  5. Kalau minta sembuh sempurna dan minta ganti material kerugian selama tidak mencari nafkah, semua orang maunya juga gitu. Setiap profesi akan punya resikonya. Ibarat kata dalam peperangan ,antara hidup dan mati itu beda tipis.
    Tega dan tidak tega ya harus ditega-tegakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas harua saling sadar jgn sampe ada pemaksaan kehendak

      Hapus
  6. Parah ya. Bukannya introspeksi. Eh malah maunya macem macem..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas harusnya salong tolong biar g terlalu rugi banget keduanya

      Hapus
  7. Memang miris mang, kasian si pengendara yang satu, karena kalau berargumentasi mungkin.

    BalasHapus
  8. Terkadang justru banyak yang mengambil kesempatan ketika ada musibah. Ya, salah satunya seperti kejadian di atas. Padahal, alangkah lebih baiknya diselesaikan dengan kekeluargaan supaya adil dan tidak menimbulkan hal-hal lain di kemudian hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya baiknya saling merasakan jgn cari kesempatan. yg jelas dua duanya juga rugi

      Hapus
  9. biasanya kalau pake cara kekeluargaan itu lebih enak lo mas

    tp kalau mencermati kisah diatas kayaknya ada unsur paksaan dari satu pihak ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mas ada unsur paksaan dr salah satu pihak.

      Hapus
  10. tukang ojeknya pasti dari daerah situ saja vs pekerja yg pendatang ya

    BalasHapus
  11. entahlah ya, mungkin hanya di indonesia saja yg begini,, masih sempatnya Aji mumpung di tengah sikond yg lagi rumit,

    BalasHapus