Gunung Tamiang Pelaihari

Cuaca masih cerah, bagi kami kondisi yang baik untuk melakukan perjalanan pemunju gunung. Gunung kali ini adalah Gunung tamiang pelaihari. Hal tersebut seperti yang sudah direncakan sebelumnya setelah kami AKAA ( Aku Kamu dan Anak Anak) menyelesaikan Petualangan gunung Sapu Angin silahkan simak kisahnya di sini Petualangan Gunung Sapu Angin.

Perjalananpun kami mulai pada siang hari. Dan setelah kurang lebih satu jam dari rumah sampailah di gerbang jalan menuju Gunung Tamiang Tersebut.


Setelah memasukai jalan bertulisan tersebut, mobilpun kami parkirkan didepan rumah warga tepatnya rumah pak RT. Tampaknya warga disana sudah sangat terbiasa halaman rumahnya digunakan parkir oleh para pengunjung gunung tamiang. Ada biaya parkir Rp 15 rb untuk mobil sampe waktu yang tidak ditentukan. (Beda banget dengan parkir mall tiap jam nambah :D)

Sebagai info tambahan di rumah warga itu tersedia tenda untuk disewakan dengan harga mulai rp 20 rb sampai Rp 80 rb.

Setelah beberapa lama kami berbincang dengan warga yang rumahnya kami gunakan untuk parkir, kami mulai melakukan perjalanan.

Langkah demi langkah kami ukir supaya kami sampai di puncak gunung. Belokan dan tanjakan seakan menjadi teman yang paling akrab bagi kami pada petualangan kali ini.
Tanjakan tidak pernah hilang dari dikaki kami, bahkan semakin lama semakin nanjak. ( namanya juga naik gunung cuy lu kira Mall apa ha..ha..ha..)

Setelah beberapa banyak tanjakan dan belokan kami lalui, akhirnya sampailah kami pada sebuah tulisan "SELAMAT DATANG DI OBJEK WISATA BUKIT TAMIANG DESA KANDANGAN BARU KEC. PANYIPATAN KAB.TANAH LAUT."


 
Waww....... kami pikir pintu gerbangnya sudah kami lalui saat kami masih menggunakan mobil, ternyata di dekat puncak situlah pintu gerbangnya kami lalui. Luar biasa. Malu rasanya jika pintu gerbangnya saya tidak bisa kami lalui. Untung kami sampai gays...

Perjalananpun makin meninggi, tanjakan demi tanjakan semakin akrab pada kami dan saking terasa makin akrabnya hingga sampailah tanjakan tersebut memeluk kami. Kamipun dirangkulkan di bawah sebuah menara, kami tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan.
Akhirnya kami istirahat di bawah bayangan menara, memulihkan diri, mengembalikan tenaga dan makan -makan.

Setelah beberapa lama isitirahat dan berdiskusi sambil makan - makan, kami yang beranggotakan 2 anak kecil dan 2 orang dewasa akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan.

Ya terpaksa kami pustuskan tidak melanjutkan perjalanan menuju puncak karena selain masih banyak tanjakannya yang sangat akrab takut terjadi hal yang lebih berbahaya karena kami membawa anak kecil. Akhirnya kami pustuskan kembali saja.

Namun sebelum kembali menuruni bukit atau gunung, di bawah menara kami berpotoria dan bervidio ria. hehehhe.
Berikut poto dan vidionya...







Vidionya di chanel kami Akaa Official silahkan mampir juga ya plus klik like dan subscribe. hahaha..



Nah itulah kisah penjalanan kami. Kami tulis dengan singkat saja biar langgung prakatek bagi yang mau praktek petualangan ke Gunung Tamiang. Semoga memberikan ide untuk melalukan petualangan bersama keluarga masih - masing.
Ingat jangan terlalu ektrim.. hehe..he.heh.....

9 komentar untuk "Gunung Tamiang Pelaihari"

  1. Masih alami banget itu wisatanya, terus itu rumah pak RT dan tendanya kok tidak diabadikan.
    Sebenarnya kalau dikelola dengna swadaya masyarakat akan lebih menguntungkan bersama ya
    Aduh, naik gunung ngajak keluarga, dijamin tidak akan bisa sukes sampai keatas hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tegang mau naik tinggi jadi ga sempet foto pak rt dan rumahnya plus tendanya. hehehe

      Ia bgitulah mas demi keselamatan bersama mending pulang balik saja.

      Hapus
    2. Nyak heeuh atuh ALAMI, namanya juga Gunung tamiang pelaihari, kalau gunung gunung malah ga ada hutannya mang

      Hapus
    3. gunung gung nu mana mang. gagal fokus yeh

      Hapus
  2. Gimana mo nyontek naek Gunung tamiang pelaihari, wong alamatna teu puguh kieu tah.

    Huuuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. alah makana tonton oge vidiona mang. alamtna eta ya di gerbangna mang.

      Hapus
  3. kayak savana (padang rumput) bener gak sih mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia betul padang rumput mas. ni sebnetar lagi bakalan bagus pas rumptunya mulai berbunga. ukut ga mas. ruarbiasa ini pasti

      Hapus
  4. Wuih kompakan bajuna, bareureum...

    Kalo jalanannya flat, eta mah emol, lain ka gunung, heueuh...

    Itu yang motoin siapa, atau ada pengunjung lainnya,

    BalasHapus